Sekarang Malaka menjadi destinasi utama turis apabila
berkunjung ke Malaysia. Oleh karena itu, kota ini sekarang padat sekali oleh
wisatawan. Kemarin gue berkesempatan untuk mengunjungi Malaka selama satu hari.
Keseruanya akan gue rangkum dalam satu ulasan. Siap ya, mentemen.
Kali ini keberangkatan gue dimulai dari Singapur. Karena
baru selesai urusan pekerjaan di Singapur, gue pun berkeinginan untuk
menjelajahi negri tetangga yang tidak kalah bagusnya. Jadi sehari sebelum
keberangkatan gue memesan tiket bus Singapore – Malaka melalui aplikasi.
Tersedia banyak tujuan seperti Johor, Malaka, Malaysia bahkan sampai Penang.
Ada beberapa jenis bus dari yang seat 2-2 dan seat 2-1 dengan biaya yg beragam,
cenderung murah. Seperti kemarin aku ambil Bus dengan seat 2-1, seat
perorangnya luas dan nyaman sekali, ada sandaran kaki, AC dan ada colokan
listrik dengan biaya perorang tidak sampai seratus ribu rupiah.
Melewati imigrasi Singapore yang ketat, lalu memasuki
imigrasi Malaysia yang cenderung lebih santai, dan sampai lah kita di Malaysia.
Perjalanan dilanjutkan kembali sekitar 2-3 Jam sampai kita menginjakkan kaki di
Malaka. Sesampainya di Malaka sudah jam 3 sore, matahari masih terik
dan badan rasanya lumayan lelah diperjalanan. Saya memutuskan untuk langsung
check in di Hostel Dormitory untuk istirahat sebentar dan melanjutkan
berjalan-jalan dipusat Malaka.
Pilihan jatuh ke Hostel Dormitory sederhana
dengan nama The Olive Bunk Bed. Begitu sampai saya langsung diantarkan ke Kamar
dan bisa langsung istirahat. Letak hostel ini berada dilantai 2, jadi dari
depan hanya kelihatan pintu dan tangga menuju lantai atas. Kamar di hostel ini
ada sekitar 6 kamar dengan kapasitas 6 orang perkamar. Namun karena waktu itu
saya datang dihari kerja dan bukan musim
liburan, maka saya menempati kamar itu seorang diri. Permalam 60ribu rupiah,
saya pesan lewat Traveloka. Fasilitas AC, colokan, Kasur lumayan empuk, selimut
dan semuanya benar2 bersih dan wangi. Kamar mandinya pun terpisah, untuk mandi
dan buang air. Untuk menginap seharga 60rb permalam, Hostel ini termasuk cukup
nyaman dan memuaskan.
Setelah check in, gue langsung menuju Jonker Street. Jonker
street merupakan daerah diMalaka yg menjadi pusat wisata. Seluruh destinasi
yang ada diMalaka berpusat di Jonker Street ini. Dan hostel yang gue tempati
ini berada sekitar 5menit berjalan kaki dari Jonker street, menyenangkan bukan?
Sudah terlalu lapar, destinasi utama gue sore itu adalah
Kuliner Khas Malaka, yaitu rice ball. Dan pilihan gue langsung menuju Famosa
RiceBall. Restoran tersebut bukan yang terenak ya teman-teman, ada banyak
sekali restoran yg menjual Rice Ball khas malaka ini, tapi gue udah terlalu
lapar jadi langsung pilih yang terdekat. Rasa riceball dan chicken nya biasa
saja, disajikan dalam keadaan dingin. Agak menyesal tapi udah laper banget
gaes, gak kuat aku.
|
Gapura - atau semacam pintu masuk kedatangan area Jonker Street |
Setelah makan gue memutuskan untuk mampir ke H&M yang
berada persis didepan Famosa, outletnya lumayan besar banget dan saat itu
sedang ada sale yg lumayan besar. Jadi gue putuskan untuk belanja baju
kebutuhan selama 2 minggu di Malaysia. Setelah belanja gue memutuskan untuk
pulang ke hostel dan istirahat.
Keesokan paginya, badan sudah amat fresh, gue mulai keluar dari hostel jam 10 pagi dan
langsung memutuskan untuk cari tempat brunch, breakfast lunch. Pilihan gue
langsung menuju ke Asam Pedas Selera Kampung. Pilihan makanan ditempat ini
banyak banget, dan semua fresh. Tempatnya nyaman, pas untuk yang mau bawa
keluarga. Makanannya lezat, punya rasa sendiri yang kaya rempah2. Rekomen
banget untuk didatangi teman-teman yang mau makan siang.
Setelah makan siang, gue langsung marathon jalan-jalan di
Malaka. Destinasi pertama adalah Christ Church Malaka yang berada di Jonker
Street. Pada dasarnya ini adalah bangunan gereja, berdampingan sama museum
juga. Semua bangunan yang besar disekitar gereja ini berwarna merah, tak wajar
tempat ini terlihat amat instagramable dan banyak dikunjungi oleh turis
mancanegara. Namun yang bikin agak risih adalah becak-becak yang parkir
disekitar gereja menawarkan tour kepada tamu. Keberadaan becak2 ini agak
membuat keindahan tempat itu sedikit pudar. Namun ketika agak siang, becak2
tersebut sudah tidak begitu banyak, jadi bisa melanjutkan foto-foto.
|
Destinasi wajib di Malaka |
Apabila menyebrang dari Christ Church, kita bisa menemukan
Cendol Durian Khas Malaka. Tempatnya dipinggir jalan, dan dibawah pohon besar,
banyak kursi dan meja disediakan, tempatnya lumayan nyaman walaupun outdoor
tanpa AC. Gue langsung pesan yg direkomendasikan, Cendol Durian plus Vanila Ice
Cream. Rasanya hampir sama seperti cendol Jakarta, bedanya duriannya yang
legit, manis, matang pohon dan memuaskan bagi pecinta durian. Belum lagi kalau
dimakan siang-siang, pelepas dahaga banget tuh.
|
Es Cendol yang paling hits se Malaka |
Hari sudah makin terik, gue beranjak ke hostel untuk
mengambil barang2 yang telah gue packing tadi pagi untuk menuju Kuala Lumpur.
Dari Jonker Street (Kawasan Hotel gue) menggunakan grab dengan biaya hanya 25rb
sampai ke Malaka Sentral. Dari Malaka Sentral, gw langsung menuju Terminal Bus
Antar Kota, dan membeli tiket menuju Kuala Lumpur seharga 35rb. Setelah beli
tiket, langsung diarahkan menuju Bus yang sudah parkir di platform
masing-masing. Ternyata ada dua jenis bus menuju Kuala Lumpur, mereka punya bus
yang lebih bagus dengan formasi seat 2-1 (Seat lebih lebar). Tapi menurut gue,
Bus yang gue tumpangi saat itu sudah cukup nyaman, bersihm AC dingin dan tidak
sempit.
Setelah berada diperjalanan selama 1 jam lamanya, akhirnya
gue sampai di Terminal Bus Terpadu. Langsung naik keatas, dan menuju pemberhentian
Monorel dengan berjalan kaki. Setelah menaiki monorel, dan menikmati perjalanan
hampir selama 30menit, gw tiba Kuala Lumpur, tepatnya didaerah China Town.
Selanjutnya trip di Kuala Lumpur akan gue jelaskan di Blog terpisah yah
manteman.
No comments:
Post a Comment