Tuesday, July 30, 2019

Explore Malaka seharian, Jalan-jalan di Malaka sendiran. Itinerary di Malacca


Sekarang Malaka menjadi destinasi utama turis apabila berkunjung ke Malaysia. Oleh karena itu, kota ini sekarang padat sekali oleh wisatawan. Kemarin gue berkesempatan untuk mengunjungi Malaka selama satu hari. Keseruanya akan gue rangkum dalam satu ulasan. Siap ya, mentemen.


Kali ini keberangkatan gue dimulai dari Singapur. Karena baru selesai urusan pekerjaan di Singapur, gue pun berkeinginan untuk menjelajahi negri tetangga yang tidak kalah bagusnya. Jadi sehari sebelum keberangkatan gue memesan tiket bus Singapore – Malaka melalui aplikasi. Tersedia banyak tujuan seperti Johor, Malaka, Malaysia bahkan sampai Penang. Ada beberapa jenis bus dari yang seat 2-2 dan seat 2-1 dengan biaya yg beragam, cenderung murah. Seperti kemarin aku ambil Bus dengan seat 2-1, seat perorangnya luas dan nyaman sekali, ada sandaran kaki, AC dan ada colokan listrik dengan biaya perorang tidak sampai seratus ribu rupiah.

Melewati imigrasi Singapore yang ketat, lalu memasuki imigrasi Malaysia yang cenderung lebih santai, dan sampai lah kita di Malaysia. Perjalanan dilanjutkan kembali sekitar 2-3 Jam sampai kita menginjakkan kaki di Malaka. Sesampainya di Malaka sudah jam 3 sore, matahari masih terik dan badan rasanya lumayan lelah diperjalanan. Saya memutuskan untuk langsung check in di Hostel Dormitory untuk istirahat sebentar dan melanjutkan berjalan-jalan dipusat Malaka. 

Pilihan jatuh ke Hostel Dormitory sederhana dengan nama The Olive Bunk Bed. Begitu sampai saya langsung diantarkan ke Kamar dan bisa langsung istirahat. Letak hostel ini berada dilantai 2, jadi dari depan hanya kelihatan pintu dan tangga menuju lantai atas. Kamar di hostel ini ada sekitar 6 kamar dengan kapasitas 6 orang perkamar. Namun karena waktu itu saya datang dihari kerja dan  bukan musim liburan, maka saya menempati kamar itu seorang diri. Permalam 60ribu rupiah, saya pesan lewat Traveloka. Fasilitas AC, colokan, Kasur lumayan empuk, selimut dan semuanya benar2 bersih dan wangi. Kamar mandinya pun terpisah, untuk mandi dan buang air. Untuk menginap seharga 60rb permalam, Hostel ini termasuk cukup nyaman dan memuaskan.

Setelah check in, gue langsung menuju Jonker Street. Jonker street merupakan daerah diMalaka yg menjadi pusat wisata. Seluruh destinasi yang ada diMalaka berpusat di Jonker Street ini. Dan hostel yang gue tempati ini berada sekitar 5menit berjalan kaki dari Jonker street, menyenangkan bukan?
Sudah terlalu lapar, destinasi utama gue sore itu adalah Kuliner Khas Malaka, yaitu rice ball. Dan pilihan gue langsung menuju Famosa RiceBall. Restoran tersebut bukan yang terenak ya teman-teman, ada banyak sekali restoran yg menjual Rice Ball khas malaka ini, tapi gue udah terlalu lapar jadi langsung pilih yang terdekat. Rasa riceball dan chicken nya biasa saja, disajikan dalam keadaan dingin. Agak menyesal tapi udah laper banget gaes, gak kuat aku.


Gapura - atau semacam pintu masuk kedatangan area Jonker Street


Setelah makan gue memutuskan untuk mampir ke H&M yang berada persis didepan Famosa, outletnya lumayan besar banget dan saat itu sedang ada sale yg lumayan besar. Jadi gue putuskan untuk belanja baju kebutuhan selama 2 minggu di Malaysia. Setelah belanja gue memutuskan untuk pulang ke hostel dan istirahat.

Keesokan paginya, badan sudah amat fresh, gue mulai keluar dari hostel jam 10 pagi dan langsung memutuskan untuk cari tempat brunch, breakfast lunch. Pilihan gue langsung menuju ke Asam Pedas Selera Kampung. Pilihan makanan ditempat ini banyak banget, dan semua fresh. Tempatnya nyaman, pas untuk yang mau bawa keluarga. Makanannya lezat, punya rasa sendiri yang kaya rempah2. Rekomen banget untuk didatangi teman-teman yang mau makan siang.

Setelah makan siang, gue langsung marathon jalan-jalan di Malaka. Destinasi pertama adalah Christ Church Malaka yang berada di Jonker Street. Pada dasarnya ini adalah bangunan gereja, berdampingan sama museum juga. Semua bangunan yang besar disekitar gereja ini berwarna merah, tak wajar tempat ini terlihat amat instagramable dan banyak dikunjungi oleh turis mancanegara. Namun yang bikin agak risih adalah becak-becak yang parkir disekitar gereja menawarkan tour kepada tamu. Keberadaan becak2 ini agak membuat keindahan tempat itu sedikit pudar. Namun ketika agak siang, becak2 tersebut sudah tidak begitu banyak, jadi bisa melanjutkan foto-foto.

Destinasi wajib di Malaka




Apabila menyebrang dari Christ Church, kita bisa menemukan Cendol Durian Khas Malaka. Tempatnya dipinggir jalan, dan dibawah pohon besar, banyak kursi dan meja disediakan, tempatnya lumayan nyaman walaupun outdoor tanpa AC. Gue langsung pesan yg direkomendasikan, Cendol Durian plus Vanila Ice Cream. Rasanya hampir sama seperti cendol Jakarta, bedanya duriannya yang legit, manis, matang pohon dan memuaskan bagi pecinta durian. Belum lagi kalau dimakan siang-siang, pelepas dahaga banget tuh.

Es Cendol yang paling hits se Malaka

Jalan sedikit, kita bisa menemukan wahana bagi turis yang ingin menyusuri Sungai Malaka. Ada kapal yang bisa dipakai untuk berjalan2 keliling sungai malaka, tentunya berbayar. Kalau tidak salah dengar perorang sekitar 150rb-200rb. Tapi menurutku, karena sungainya pun agak kotor, dan pemandangan disekitar sungai tidak begitu bagus, jadi aku lebih memilih berkeliling dengan berjalan kaki. Dan benar saja,dengan berjalan kaki, aku bisa mampir dan mengambil foto di beberapa spot yang ada dipinggir sungai malaka ini. Banyak mural yang bagus untuk difoto. Jadi walaupun berjalan kaki, kita bisa explore mural-muralnya.

Mural di Malaka

Mural di Malaka

Mural di Malaka
Pemandangan sisi kiri Malaka River

Hari sudah makin terik, gue beranjak ke hostel untuk mengambil barang2 yang telah gue packing tadi pagi untuk menuju Kuala Lumpur. Dari Jonker Street (Kawasan Hotel gue) menggunakan grab dengan biaya hanya 25rb sampai ke Malaka Sentral. Dari Malaka Sentral, gw langsung menuju Terminal Bus Antar Kota, dan membeli tiket menuju Kuala Lumpur seharga 35rb. Setelah beli tiket, langsung diarahkan menuju Bus yang sudah parkir di platform masing-masing. Ternyata ada dua jenis bus menuju Kuala Lumpur, mereka punya bus yang lebih bagus dengan formasi seat 2-1 (Seat lebih lebar). Tapi menurut gue, Bus yang gue tumpangi saat itu sudah cukup nyaman, bersihm AC dingin dan tidak sempit.

Setelah berada diperjalanan selama 1 jam lamanya, akhirnya gue sampai di Terminal Bus Terpadu. Langsung naik keatas, dan menuju pemberhentian Monorel dengan berjalan kaki. Setelah menaiki monorel, dan menikmati perjalanan hampir selama 30menit, gw tiba Kuala Lumpur, tepatnya didaerah China Town. Selanjutnya trip di Kuala Lumpur akan gue jelaskan di Blog terpisah yah manteman.

Sebagai penutup, aku tambahkan beberapa foto di Malaka ya, biar teman-teman semakin pingin untuk Explore Malaka.

Jonker Street

Jonker Street

Boba ini lumayan rame pengunjungnya


ini semacam museum di malaka

Jalanan di Malaka sudah menggunakan Blok seperti bata

Gereja di Malaka, unik ya?




Liburan murah ke jogja (Kuliner dan coffeeshop jogja 2021 antimainstream)

Bulan oktober kemarin aku memutuskan untuk liburan sebentar ke jogja. Dengan penuh pertimbangan dan segala persiapan, akhirnya aku berangkat...